Understanding Decision Patterns: Hot Hand and Gambler’s Fallacy

KANOPI FEB UI
12 min readNov 23, 2023
source. dokpri

Judul Artikel : Hot Hand and Gambler’s Fallacy in Teams: Evidence from Investment Experiments

Penulis : Thomas Stöckl, Jürgen Huber, Michael Kirchler, dan Florian Lindner

Tahun Terbit : 2015

Jurnal : Journal of Economic Behavior & Organization, Volume 117, September 2015, Halaman 327–339

Diulas oleh Nabilah Claranisa dan Princess Jacqueline

Latar Belakang

Hot hand dan gambler’s fallacy merupakan dua bias perilaku penting yang bisa memengaruhi pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya berkaitan dengan investasi di pasar keuangan. Kedua bias ini dapat mengaburkan logika dan membuat seseorang salah menafsirkan peristiwa yang memiliki peluang acak yang akhirnya berdampak pada pengambilan keputusan impulsif (bias). Keputusan yang bias dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak menguntungkan bagi pengambil keputusan. Goetzmann dan Alok (2008) mendokumentasikan bahwa investor AS yang menunjukkan perilaku berhubungan dengan hot hand atau gambler’s fallacy memiliki portofolio yang kurang terdiversifikasi (risiko negatif dan konsekuensi kinerja).

Hot hand fallacy adalah suatu gagasan di mana seseorang percaya bahwa setelah serangkaian kesuksesan, kemungkinan besar akan terus sukses (hubungan positif). Kesuksesan berturut-turut tersebut dapat membuat kita terlalu percaya diri dan menimbulkan anggapan bahwa segala sesuatunya akan selalu berjalan lancar. Sementara itu, gambler’s fallacy adalah suatu gagasan di mana individu secara keliru percaya bahwa suatu peristiwa acak tertentu yang terjadi berulang kali maka yang akan terjadi selanjutnya bukan peristiwa acak tersebut (hubungan negatif). Contohnya jika instrumen investasi telah terus-menerus naik, dapat membuat beberapa investor secara keliru menganggap akan segera terjadi penurunan karena itu belum terjadi baru-baru ini. Padahal, penting untuk dipahami bahwa pergerakan pasar keuangan sejatinya tidak dapat diprediksi. Kesuksesan di masa lalu tidak menjamin keuntungan di masa depan. Oleh karena itu, banyak peneliti tertarik untuk melakukan studi terkait hot hand fallacy dan gambler’s fallacy. Contohnya yaitu Huber et al. (2010) yang menyelidiki kedua bias tersebut dalam kerangka terpadu terhadap keputusan individu.

Kerangka eksperimen investasi Huber et al. (2010) menginspirasi dan menjadi pedoman bagi peneliti untuk mempelajari efek dari pengambilan keputusan tim pada keputusan investasi dan bias perilaku. Stöckl et al (2015) tertarik melakukan penelitian eksperimen untuk mengetahui pengambilan keputusan secara tim. Hal ini dikarenakan sebagian besar keputusan-keputusan dengan kepentingan ekonomi yang besar diputuskan secara berkelompok, bukan individu. Misalnya Federal Open Market Committee dari FED terdiri atas tujuh anggota dan Governing Council of the European Central Bank saat ini terdiri dari 25 anggota yang bersama-sama memutuskan kebijakan moneter. Berdasarkan hal ini, Stöckl et al (2015) fokus pada dua rumusan masalah yaitu :

  1. Apakah kelompok mengambil keputusan secara berbeda dibandingkan dengan individu dalam memilih investasinya atau dalam mengandalkan saran dari luar? Apakah perilaku pengambilan keputusan berubah seiring waktu? Apakah komposisi gender dalam kelompok memiliki pengaruh?
  2. Apakah kelompok-kelompok tersebut rentan terhadap bias perilaku seperti hot hand fallacy dan gambler’s fallacy dibandingkan dengan individu? Apakah komposisi gender dalam kelompok memiliki pengaruh?

Eksperimen

Desain Eksperimen

Eksperimen dilakukan dengan cukup sederhana di mana terdapat 40 percobaan dengan total 360 subjek (120 per perlakuan: individu, COMM, dan group). Secara total diamati 4800 keputusan per perlakuan dan menghasilkan total 14,400 keputusan untuk dianalisis. Percobaan dilakukan dengan z-Tree (Fischbacher, 2007) dan berlangsung di Universitas Innsbruck. Treatment individu dijalankan berdasarkan Huber et al. (2010) pada bulan Maret 2006, sedangkan perlakuan COMM dan kelompok dijalankan pada bulan Juni 2009. Subjek direkrut menggunakan ORSEE oleh Greiner (2004). Pada awalnya setiap subjek diberikan 500 Taler (mata uang eksperimen).

Dalam setiap percobaan, subjek akan dihadapkan pilihan untuk investasi bebas risiko (risk free) atau investasi dengan risiko tertentu. Dalam risk free subjek tidak memilih apa-apa dan langsung mendapat Taler tambahan, sedangkan dalam investasi berisiko subjek harus memilih di antara dua hasil yang mungkin terjadi yaitu kepala atau ekor (pelemparan koin). Probabilitas untuk setiap sisi adalah 50 persen. Pengambilan keputusan investasi berisiko terbagi menjadi dua yaitu subjek memutuskan sendiri (risk own) atau keputusan diserahkan kepada para ahli yang mengklaim bahwa mereka berpengalaman dan mengambil keputusan dengan baik (risk expert). Untuk risk expert dikenakan biaya tambahan dan biaya manajemen. Selama eksperimen, setiap subjek memiliki akses ke beberapa sumber informasi yang tertera di layar permainan seperti kekayaannya saat ini, jumlah periode yang dimainkan, keputusan sebelumnya, realisasi koin saat ini dan sebelumnya, keberhasilan atau kegagalan, dan kinerja masa lalu expert selama 5 periode yang tidak termasuk dalam eksperimen.

Terkait keputusan, jika subjek sudah menekan click pada suatu keputusan investasi (risk free, risk own, risk expert), keputusan tersebut tidak bisa dibatalkan. Pada akhir setiap periode, sebuah proses acak akan menentukan sisi koin mana yang berada di atas: kepala atau ekor. Realisasi acak yang sama diberlakukan di setiap sesi untuk memastikan kompatibilitas seluruh sesi. Hasil ini akan memengaruhi keputusan investasi tiap subjek (benar atau salah) dan berdampak pada mata uang yang dimiliki tiap subjek (sistem penambahan dan pengurangan). Pada akhir eksperimen, akumulasi kepemilikan Taler milik subjek ditukarkan ke dalam Euro dan akan dibayarkan secara pribadi dalam uang tunai.

Perlakuan kepada Subjek

Terdapat 3 perlakuan dalam eksperimen ini yaitu individu, COMM (komunikasi), dan group. Di setiap perlakuan, subjek harus memilih antara risk own, risk expert, dan risk free secara individu. Dalam perlakuan individu, tidak ada komunikasi yang diperbolehkan dan tindakan subjek tidak memengaruhi tindakan atau hasil subjek lainnya. Dalam perlakuan COMM dan group, komunikasi diperbolehkan di antara para subjek yang telah dipasangkan secara random dan anonim pada awal eksperimen (pasangan tidak berubah sepanjang periode eksperimen). Pasangan subjek tersebut bisa berupa M/MM (dua laki-laki), F/FF (dua perempuan), atau MIX (campuran).

Teknis komunikasi dilakukan melalui layar chat di mana pasangan subjek bisa mengobrol selama 90 detik dan berkurang menjadi 60 detik mulai periode 16 dan seterusnya. Pengurangan ini dilakukan karena seiring berjalannya permainan, diharapkan para subjek sudah dapat mengenali karakteristik masing-masing pasangannya. Area chat ditempatkan di sepertiga bagian bawah layar utama sehingga subjek dapat mengakses keputusan masa lalu mereka, mata uang mereka, dan kinerja expert kapan saja selama eksperimen. Kinerja expert ditunjukkan dengan tanda “!!!” jika keputusan expert benar dan tanda “ — -” ketika mereka salah. Terdapat pula rasio kinerja expert dari 5 periode sebelumnya (di luar periode eksperimen) seperti angka 0.80 berarti expert benar 4 dari 5 periode. Selain itu, para subjek juga tidak diharuskan berdiskusi selama 90 detik. Ketika sudah mencapai kesepakatan, mereka bisa meninggalkan area chat.

Meskipun mereka bertukar informasi dan keahlian melalui obrolan, keputusan mereka tetap merupakan keputusan individu. Yang membedakannya yaitu pada perlakuan COMM keputusan tiap pasangan subjek tidak memberi dampak pada satu sama lain (risiko ditanggung individu), sedangkan pada group mereka harus mencapai kesepakatan jawaban yang sama dan menginput jawaban tersebut secara individu. Jika keputusan mereka sama, verifikasi jawaban dan penghitungan skor akan dihitung serta mereka dapat melanjutkan ke periode berikutnya. Namun, jika keputusan mereka berbeda, mereka akan dialihkan untuk berdiskusi sebagai kesempatan kedua selama 45 detik. Jika pilihan yang baru dimasukkan masih tidak konsisten (tidak sesuai satu sama lain), masing-masing subjek akan dihukum dengan pengurangan sebesar 50 Taler.

Desain Pengambilan Keputusan: Scoring System

Setiap subjek menerima dana awal sebesar 500 Taler (mata uang eksperimen) di mana setiap keuntungan dan kerugian yang diperoleh selama eksperimen akan ditambahkan atau dikurangi dari kepemilikan saat ini. Pada akhir sesi, Taler akan dikonversi ke dalam euro dengan nilai tukar 100:1. Semua keuntungan dan kerugian tersebut akan dilakukan pembayaran di akhir secara pribadi. Bagi subjek yang memilih risk free, 10 Taler otomatis masuk ke akun mereka, sedangkan untuk yang memilih investasi berisiko (risk own atau risk expert) akan mendapatkan 100 Taler jika jawaban mereka benar dan dikurangi 50 Taler jika salah. Namun, perlu diingat bahwa ketika menyerahkan keputusan pada expert maka subjek harus membayar biaya tambahan dan biaya manajemen. Hal ini membuat perhitungan untuk risk expert berbeda.

Biaya tambahan sebesar 5 Taler dikenakan pada periode pertama ketika subjek memilih satu expert dan biaya ini akan dikenakan lagi jika subjek memutuskan untuk mengganti expert. Biaya manajemen (1 Taler) dikenakan pada setiap keputusan yang dibuat oleh expert di setiap periode. Jika subjek menggunakan expert yang sama maka mereka akan membayar 6 Taler di periode pertama menggunakan expert dan membayar 1 Taler di periode berikutnya. Hal ini berdampak pada penambahan sebesar 94 Taler jika mereka benar dan pengurangan 56 Taler jika mereka salah pada periode pertama. Untuk periode selanjutnya dengan expert yang sama, jawaban benar mendapat 99 Taler dan jawaban salah -51 Taler.

Conceptual framework

Penelitian ini menggunakan pendekatan Powdthavee and Riyanto (2015, pp. 13–16) yang disederhanakan dari model Rabin and Vayanos (2010) untuk pengambilan keputusan. Setiap individu yang memilih investasi berisiko harus memilih antara risk own atau risk expert dengan 2 kondisi tertentu:

  1. Signal pertama yaitu bahwa subjek mengobservasi kinerja expert di setiap periode sebelum eksperimen (t=0) memiliki efek kepada keputusan pertama mereka (at). Signal yang di observasi dalam periode t menyajikan prediksi dari expert dengan nilai 1 (sesuai dengan hasil realisasi koin) dan selain itu 0.
  2. Signal kedua yaitu signal realisasi koin yang di observasi subjek (st) dari bagian pertama memiliki pengaruh terhadap keputusan kedua mereka.

Simbol at dan st bersifat independen terhadap pengaruhnya kepada keputusan pertama dan kedua. Simbol μ dan ϕ merepresentasikan probabilitas tetap sebesar 0,5 (probabilitas munculnya koin). Simbol et dan ut adalah keberuntungan seorang ahli dalam memprediksi st pada periode t dengan tepat. Namun, terdapat kemungkinan gambler’s fallacy dan hot hand fallacy yang bisa membuat kekeliruan terhadap interpretasi nilai dan membuat ekspektasi subjek tentang keacakan proses pembuatan data menjadi keliru. Perlu diketahui juga bahwa cara bekerja expert tidak dijelaskan dalam eksperimen. Formula di bawah ini bisa digunakan untuk hot hand fallacy (0,5 probability pada saat awal berubah menjadi bisa dipengaruhi oleh kejadian sebelumnya sehingga ada kemungkinan kesalahan penafsiran).

Hasil Penelitian

Tabel 1

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, didapatkan data seperti yang tercantum pada tabel 1. Rata-rata perlakuan tercantum pada kolom 3 dan rata-rata berdasarkan komposisi gender diuraikan pada kolom 4–6. Selain itu, telah diterapkan uji Mann–Whitney U pada setiap perlakuan (individu, COMM, dan group) secara lintas periode untuk menentukan statistik pentingnya perlakuan dan dampak gender. Pada tabel 1 didapatkan bahwa setiap kelompok perlakuan, mayoritas keputusan dilakukan secara risk own. Namun, dibandingkan dengan perlakuan kelompok individu, bisa dilihat bahwa kelompok COMM dan group memilih risk own lebih tinggi masing-masing 3% dan 10,6%.

Hal serupa juga terjadi pada risk expert, keputusan yang didelegasikan kepada expert rata-rata menghasilkan keputusan tertinggi ketika subjek mengambil keputusan secara individu (23,8%). Risk expert paling jarang dipilih ketika mengambil keputusan dalam group (17,2%). Sementara itu, pilihan untuk risk free tertinggi terdapat pada individu (7,5%), kelompok COMM dan group masing-masing hanya sebesar 4,7% dan 3,4%. Dari sisi gender, ditemukan bahwa perempuan (F/FF) lebih sering memilih risk free dibandingkan laki-laki (M/MM) di semua tipe perlakuan. Hal tersebut ditunjukkan pada selisih persentase perempuan yang lebih tinggi dari laki-laki yaitu individu (5,6%), COMM (7,5%), dan group (6,1%). Dalam risk expert, perempuan lebih jarang mendelegasikan keputusan mereka kepada expert.

Rumusan Masalah 1

Tabel 2

Untuk menjawab rumusan masalah 1 terkait pengambilan keputusan kelompok terhadap investasi, peneliti melakukan uji data lebih lanjut menggunakan probit regression. Hasil dari regresi di tabel 2 mengkonfirmasi data pada tabel 1. Data yang didapatkan yaitu terdapat perbedaan mencolok dalam perilaku pengambilan keputusan antar perlakuan. Keputusan risk free lebih sering dipilih oleh individu dibandingkan pada COMM dan group. Hal ini disebabkan karena individu tidak mendapatkan perlakuan komunikasi. Untuk keputusan risk expert, perlakuan group lebih sedikit menyerahkan keputusan mereka kepada expert (17,2%) dibandingkan dengan perlakuan individu (23,8%) dan COMM (23,6%). Selanjutnya, perbedaan gender juga muncul dalam setiap perlakuan. Hal ini terutama terlihat pada pilihan risk free yang lebih sering dipilih oleh perempuan (F/FF). Kelompok yang melibatkan peserta perempuan menilai expert secara lebih skeptis dibandingkan kelompok yang hanya berisi laki-laki.

Sementara itu, meski dari hasil regresi dan uji Mann-Whitney U perlakuan komunikasi memiliki dampak yang terbatas, dari hasil tabel 1 diketahui bahwa pengambilan keputusan group menghasilkan keputusan yang jauh lebih sering memilih risk own (79,4%) dibandingkan risk expert (17,2%) atau risk free (3,4%). Data pemilihan risk own sepanjang waktu juga didominasi oleh kelompok group sebagaimana tersaji dalam grafik 1 bagian kiri atas. Hal ini menunjukkan para subjek di perlakuan group lebih percaya pada diri mereka sendiri untuk menganalisis dan membuat keputusan investasi. Dengan demikian, keputusan yang dibuat dalam group lebih sesuai dengan nilai yang diharapkan memaksimalkan perilaku (expected value). Hasil ini mendukung temuan mengenai dampak positif pengambilan keputusan kelompok terhadap kualitas pengambilan keputusan (Charness dan Sutter, 2012; Kugler et al., 2012).

Grafik 1

Selanjutnya, terkait analisis pengambilan keputusan subjek secara lebih rinci dari waktu ke waktu digambarkan dalam grafik 1 di mana didapatkan hasil untuk risk free sepanjang waktu lebih sering dipilih oleh individu (grafik kiri bawah). Untuk risk expert sendiri lebih banyak dipilih pada periode-periode awal oleh seluruh kelompok perlakuan. Tingginya angka-angka tersebut kemungkinan besar dipicu oleh ketidakpastian subjek mengenai analisis keputusan terhadap sistem eksperimen dan keterampilan para ahli yang sulit dinilai pada awal percobaan. Seiring percobaan, risk expert mengalami penurunan tetapi besarannya cenderung stabil dan di sisi lain risk own meningkat. Namun, diamati bahwa kepercayaan terhadap expert tidak pupus begitu saja. Hal ini ditunjukkan dengan pilihan risk expert pada grafik sebelah kanan di akhir periode sedikit meningkat. Peningkatan tersebut menjelaskan perilaku subjek yang mencoba melindungi pendapatan mereka dari periode sebelumnya dan menghindari potensi kerugian di akhir periode.

Rumusan Masalah 2

Tabel 3

Untuk menjawab rumusan masalah 2, dilakukan uji data lebih lanjut menggunakan OLS dan Tobit regression. Hasil regresi disajikan pada Tabel 3 yang menunjukkan (a) tren peningkatan pangsa di antara semua expert di risk expert (hot hand fallacy) dan tren penurunan tingkat prediksi sisi koin di risk own (gamblers’ fallacy). Lebih jauh lagi, terbukti bahwa (b) kedua bias perilaku ini terjadi pada ketiga perlakuan pada tingkat yang sama, perlakuan COMM dan group tidak memberi pengaruh signifikan dalam mencegah terjadinya kedua bias tersebut. Hasil mengenai kemunculan kedua bias tersebut mendukung temuan Ayton dan Fischer (2004) yang berpendapat bahwa ekspektasi orang sebelumnya memengaruhi perilaku mereka ketika menghadapi rangkaian acak dalam konteks tertentu. Dengan demikian, temuan bahwa gambler’s fallacy terjadi dalam risk own dan hot hand fallacy dalam risk expert kemungkinan besar disebabkan oleh pemikiran subjek tentang proses menghasilkan data di balik realisasi koin dan keputusan para ahli.

Hasil regresi tersebut kemudian diperjelas menggunakan grafik 2 yang menyajikan hasil bahwa keseluruhan kelompok perlakuan rentan terhadap bias hot hand fallacy dan gambler’s fallacy. Hasil ini ditunjukkan oleh garis semua perlakuan pada kedua grafik berfluktuasi menjauhi garis EV. Streaks (sumbu x) maksimal yang terjadi pada kedua grafik sepanjang eksperimen adalah 5. Grafik hot hand fallacy (grafik kiri) menunjukkan bahwa semakin sering jawaban expert benar maka akan semakin tinggi rasio expert (sumbu y) tersebut akan dipilih untuk membuat keputusan. Hal ini menunjukkan hot hand fallacy karena subjek mengharapkan tren positif expert terus berlanjut.

Grafik 2

Sementara pada grafik gambler’s fallacy (grafik kanan), semakin sering muncul salah satu sisi koin (misal kepala) maka akan semakin rendah kemungkinan koin (sumbu y) tersebut akan dipilih pada periode selanjutnya (gambler’s fallacy). Dari sisi gender, melalui pemisahan grafik berdasarkan gender ditemukan hasil bahwa perempuan lebih rentan terkena hot hand fallacy. Hal ini dikarenakan grafik perempuan lebih berfluktuasi di atas laki-laki. Sementara untuk gambler’s fallacy tidak ditemukan efek gender yang signifikan karena grafiknya berfluktuasi di titik yang hampir sama. Jadi, untuk gambler’s fallacy baik perempuan maupun laki-laki memiliki tingkat kerentanan yang sama.

Kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah:

  1. Komunikasi (COMM) dan pengambilan keputusan secara kelompok (group) tidak berdampak pada kecenderungan subjek terhadap perilaku bias seperti gambler’s dan hot hand fallacy (mereka tetap terkena kedua bias tersebut).
  2. Namun, kelompok dalam group treatment lebih sedikit yang bergantung pada nasihat ahli (experts) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya.
  3. Pengambilan keputusan kelompok pada group menyebabkan lebih sedikit pilihan risk free dan lebih banyak menebak sendiri (risk-own) dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya.
  4. Terakhir, komposisi kelompok berdasarkan gender memainkan peran penting dalam perilaku investasi: kelompok yang terdiri dari dua subjek perempuan (F/FF) memilih risk-free investment jauh lebih sering dan lebih jarang mendelegasikan keputusan investasi kepada ahli (risk expert) dibandingkan kelompok yang terdiri dari dua laki-laki (M/MM). Selain itu, Stöckl et al (2015) adalah pihak pertama yang mendokumentasikan bahwa perempuan (individu) dan kelompok khusus perempuan (COMM & group) menunjukkan kecenderungan yang sedikit lebih tinggi terhadap hot hand fallacy.

--

--