What do you want to become after graduating? Examining Employability Anxiety Phenomenon among UI and Unpad Students
Pendahuluan
Kecemasan kerja mengacu pada jenis kecemasan yang intens dan terus menerus yang disebabkan oleh ketidakpastian akibat pekerjaan dalam proses kerja, yang dapat menyebabkan serangkaian reaksi fisik dan mental yang merugikan (Unguren dan Huseyinli, 2020; Chen dan Zeng, 2021). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecemasan kerja yang moderat dapat merangsang potensi individu, meningkatkan kemampuan diri, dan berpartisipasi aktif dalam persaingan kerja (Jang dan Jin, 2020); Namun, tingkat kecemasan kerja yang tinggi dapat membuat individu merasa tidak nyaman, takut akan ketidakberdayaan, bahkan hambatan psikologis, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental serta berujung pada kegagalan kerja (Joo, 2019). Penelitian sebelumnya mengenai kecemasan kerja sebagian besar dimulai dari metode spesifik seperti mengurangi tekanan kerja dan penyesuaian psikologis (Jeong, 2019; Lee dan Ko, 2019), dan jarang membahas mekanisme psikologis internal yang mempengaruhi kecemasan kerja. Penelitian tentang kecemasan kerja juga terutama difokuskan pada mahasiswa sarjana, mahasiswa miskin dan mahasiswa yang salah memilih jurusan.
Penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karir mahasiswa (Richardson, 2009), dan studi empiris tentang dampak kecemasan setelah lulus (employability anxiety) terhadap potensi karir mahasiswa. Terdapat banyak literatur terdahulu yang menganalisis fenomena kecemasan mahasiswa terhadap pekerjaan setelah lulus. Terdapat juga beberapa literatur yang menganalisis dampak pandemi Covid-19 terhadap kecemasan mahasiswa mengenai karir dimasa depan. Salah satunya adalah Engin et al. (2022) yang mengungkapkan bahwa wabah COVID-19 telah meningkatkan kekhawatiran mahasiswa terhadap karir mereka (Aristovnik et al., 2020; Mahmud et al., 2020; Wathelet et al., 2020). Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa di India, selama periode kedua pandemi, menemukan bahwa mahasiswa memiliki tingkat kecemasan dan stres yang lebih tinggi, dibandingkan dengan populasi umum (Kaurani et al., 2020). Studi lain yang dilakukan terhadap mahasiswa di Swiss menemukan bahwa lebih dari 25% mahasiswa memiliki tingkat depresi yang jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan populasi umum (Volken et al., 2021). Aristovnik et al. (2020) meneliti mahasiswa di seluruh dunia dan menemukan bahwa sekitar 50% responden memiliki kekhawatiran mengenai karir mereka. Demikian pula Mahmud et al. (2020) menemukan bahwa pelajar di Bangladesh memiliki kekhawatiran mengenai karir masa depan mereka yang diakibatkan oleh ketakutan terhadap COVID-19. Meskipun jumlah penelitiannya tidak terlalu banyak, penelitian yang ada (Aristovnik et al., 2020; Kaurani et al., 2020; Mahmud et al., 2020; Reznik et al., 2020; Wathelet et al., 2020) menunjukkan bahwa terdapat ketakutan siswa terhadap COVID-19 dan dampaknya terhadap karir mereka di masa depan dapat ditemukan.
Analisis penyebab perilaku employability anxiety di antara mahasiswa Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran diharapkan mampu mendeskripsikan pengaruh yang nyata dan relevan terhadap tingkat stress dan kepuasan pemilihan jurusan oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan output yang berguna untuk penerapan keputusan berikutnya dengan menimbang pada variabel yang diuji. Pada analisis studi deskriptif pertama, peneliti akan mengkaji apakah terdapat perbedaan tingkat employability anxiety dan academic stress terhadap faktor-faktor demografi, seperti jurusan, angkatan dan rumpun dari kedua universitas mahasiswa UI dan Unpad menggunakan metode penelitian one-way ANOVA. Berikutnya, studi kedua bertujuan untuk menciptakan model guna melihat bagaimana employability anxiety mempengaruhi tingkat psychological distress, academic major satisfaction, dan life satisfaction seseorang. Hal ini juga penting dalam melihat apakah perceived social support dapat memediasi hubungan antar variabel independen dan dependen tersebut dengan menggunakan metode Mediation Analysis / SEM. Studi analisis terakhir menganalisis apakah employability anxiety dapat disebabkan oleh variable academic stress dan/atau career adaptability individu. Studi ini juga melihat apakah ada pengaruh dan hubungan dari academic stress yang dipengaruhi oleh GPA individu dengan menggunakan metode yang sama seperti studi kedua yaitu Mediation Analysis / SEM. Melalui ketiga studi tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memperdalam wawasan mahasiswa dalam memahami fenomena employability anxiety yang kerap dialami oleh para mahasiswa yang sedang menjalankan studi perkuliahan sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan dan tindakan preventif yang efektif.
Studi Literatur
Employability Anxiety, Psychological Distress, dan Life Satisfaction
Anxiety atau kecemasan mengacu pada status ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan seseorang dalam kehidupan pribadinya (Vidon & Rickly, 2018). Meskipun individu mungkin merasa cemas dari waktu ke waktu dalam berbagai tahap kehidupan mereka, kecemasan akan pekerjaan setelah lulus (employability anxiety) dipandang sebagai salah satu masalah penting, terutama bagi mahasiswa (Unguren & Huseyinli, 2020). Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki penyebab kecemasan mengingat peran potensialnya dalam mempengaruhi pilihan karir mahasiswa dan keputusan terkait lainnya (Daniels et al., 2011; Vignoli, 2015).
Tekanan psikologis (psychological distress) didefinisikan sebagai respon terhadap ancaman yang mungkin timbul (Jordan et al., 2015). Distress psikologis dikatakan dapat memicu banyak hasil negatif seperti depresi, frustasi, kecemasan, dan kegagalan (Chan, 2006; Verger et. al., 2009). Tekanan psikologis yang dialami oleh mahasiswa juga telah diteliti dalam penelitian sebelumnya (Burris et al., 2009; Stallman, 2010; Delara & Woodgate, 2015; Sharp & Theiler, 2018). Namun, literatur yang ada masih terbatas pada tingkat stres dan kecemasan mahasiswa dalam mencari pekerjaan setelah lulus. Sebagai contoh, dalam penelitian mereka terhadap mahasiswa dari berbagai jurusan, Tayfun dan Korkmaz (2016) mencatat bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan dan stres kerja mahasiswa.
Kepuasan hidup (life satisfaction) adalah proses kognitif di mana individu mengevaluasi keadaan kesenangan mereka dalam hidup dengan membandingkan keadaan mereka saat ini dengan berbagai kriteria ideal pribadi (Lee et al., 2016). Menurut teori stres Selye, tingkat stres yang tinggi atau berkepanjangan akan menghabiskan sumber daya dan energi psikologis individu untuk mengatasi stres sehingga menurunkan kepuasan hidup (Randall dan Bodenmann, 2009). Penelitian yang ada menunjukkan bahwa stres yang dirasakan memiliki dampak prediktif yang signifikan terhadap kepuasan hidup (Hamarat et al., 2001; Hwang dan Hyeseong, 2020). Semakin besar stres yang dirasakan, semakin rendah kepuasan hidup. Kepuasan hidup berhubungan dengan optimisme (Extremera et al., 2009), prestasi akademik, citra diri (Chow, 2005), kesehatan fisik, hubungan sosial (Chow, 2005; Darling, McWey, Howard, & Olmstead, 2007). Lebih jauh lagi, literatur terdahulu menunjukkan bahwa tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah berhubungan dengan tingkat kecemasan yang tinggi (Bourland, Stanley, Snyder, Novy, Beck et al., 2000; Cook et al., 2000; Headey et al., 1993; Honkalampi et al., 1999).
Perceived Social Support Memediasi Hubungan antara Employability Anxiety dengan Psychological Distress dan Life Satisfaction
Dukungan sosial (perceived social support) dapat didefinisikan sebagai “pertukaran sumber daya intra-individu, misalnya umpan balik, dukungan tindakan, pertukaran informasi, mendengarkan, dan dorongan, selama pertukaran sumber daya individu, misalnya sumber daya emosional, instrumental, dan rekreasi” (Lin et al., 2014). Zimet et al. (1988) mengidentifikasi tiga dimensi dukungan sosial. Ini merupakan sumber-sumber dukungan sosial dan mencakup keluarga, teman, dan orang-orang penting lainnya dalam hidup kita. Kehadiran orang-orang tersebut dan dukungan sosial yang diterima dari mereka dianggap penting untuk membantu mengatasi situasi negatif seperti stres, kecemasan, dan depresi (Grey et al., 2020). Dukungan sosial yang dirasakan dapat meningkatkan kualitas hidup (Helgeson, 2003) dan kesejahteraan (Awang et al., 2014) serta dapat mengurangi stres, kecemasan, dan penyesalan (Zhou et al., 2013). Civitci (2015) mencatat bahwa mahasiswa dapat lebih mudah mengatasi stres dengan bantuan dukungan yang mereka terima dari keluarga dan teman. Selain itu, tidak jarang mahasiswa bergantung pada ikatan sosial seperti anggota keluarga ketika memutuskan untuk mengambil jurusan kuliah. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa dukungan sosial yang dirasakan dapat mengurangi efek negatif dari kecemasan kerja pada kepuasan jurusan akademik.
Academic Stress dan Career Anxiety
Tekanan akademis merupakan salah satu sumber utama stres di kalangan mahasiswa dan dapat didefinisikan sebagai ketidaknyamanan dan kecemasan yang disebabkan oleh rasa takut akan kegagalan akademis (Arslan, 2017). Di tingkat universitas, mereka harus memutuskan karir mereka, keputusan karir bukanlah proses yang mudah, beberapa mahasiswa menghadapi banyak kendala atau rintangan dalam memilih jalur karir mereka. Mereka tidak dapat mengambil keputusan yang tepat tentang karir mereka dan kebingungan ini membuat mereka mengalami kecemasan yang mempengaruhi kesehatan fisik dan juga kesehatan psikologis. Kecemasan karir menghambat atau menghalangi kemampuan pengambilan keputusan. Keraguan karir mencegah siswa untuk memutuskan jalur karir (Shahmohammadi, 2011). Beberapa peneliti melaporkan bahwa 50% mahasiswa mengalami kebimbangan karir (Pisarik, Rowell, & Thompson, 2017). Tingkat stres akademis yang lebih tinggi dapat menyebabkan perasaan depresi dan kecemasan di antara anak-anak (Newman, Gray, & Fuqua, 1999).
Career Adaptability dan Employability Anxiety
Adaptabilitas karir (career adaptability) mencerminkan kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan yang timbul dari perubahan melalui penyesuaian diri, kontrol diri, dan kinerja tugas yang efisien. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa adaptabilitas karier merupakan variabel penting dalam perencanaan karier dan dinilai dengan menggunakan berbagai skala yang mengandung berbagai komponen adaptabilitas seperti Career Development Inventory (CDI; Super, Thompson, Lindeman, Jordaan, & Myers, 1988), The Adult Career Concerns Inventory (ACCI; Super, Thompson, & Lindeman, 1988), dan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS: Savickas & Porfeli, 2012). Baru-baru ini, CAAS telah digunakan secara luas untuk menilai kemampuan beradaptasi dalam karir (Johnston, Luciano, Maggiori, Ruch, & Rossier, 2013; Sou, Yuen, & Chen, 2021). CAAS terdiri dari empat skala yang mengukur concern, control, curiosity, and confidence sebagai sumber daya kemampuan beradaptasi psikososial.
Model konstruksi karier menyiratkan bahwa kemampuan beradaptasi dalam karier berhubungan dengan kesejahteraan subjektif karena adaptasi yang terjadi (misalnya, afek positif dan negatif) (Rudolph et al., 2017). Karena kecemasan terkait karier menghambat proses pemilihan atau keputusan karir (Daniels et al., 2011; Germeijs, Verschueren, & Soenens, 2006; Saka & Gati, 2007), kemampuan beradaptasi karier dapat menjadi sumber daya yang berguna untuk mengatasi hal ini. Kemampuan beradaptasi dalam karier dapat mengatur emosi yang berhubungan dengan karier dan memoderasi hasil negatif. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa kemampuan beradaptasi karir di kalangan mahasiswa sarjana memiliki hubungan negatif dengan kecemasan karir (Jia, Hou, Zhang, & Xiao, 2020; Gadassi, Gati, & Wagman-Rolnick, 2013; Shin & Lee, 2019), yang mengimplikasikan bahwa mendorong dan mendukung peningkatan kemampuan beradaptasi karir dapat membantu mengatasi kecemasan karir mahasiswa. Kemampuan beradaptasi dalam karier juga berkaitan dengan berkurangnya kekhawatiran karier, perasaan tidak pasti, atau kecemasan (Creed et al., 2016; Xu et al., 2016).
Future Time Perspective (FTP) Memediasi Hubungan antara Career Adaptability dengan Employability Anxiety
Future time perspective adalah kecenderungan yang berbeda pada tiap individu untuk berpikir tentang masa depan (Betts, 2013). Dalam penelitian sebelumnya, hanya sedikit penelitian yang mempertimbangkan FTP sebagai mediator dalam konteks kemampuan beradaptasi dalam karier. Jia, Hou, Zhang, & Xiao (2020) berpendapat bahwa kemampuan beradaptasi karir dan kecemasan karier di kalangan mahasiswa sarjana akan berkontribusi pada pemahaman konseptual yang lebih integratif mengenai hubungan antara FTP dan pengambilan keputusan adaptif. Mereka menunjukkan bahwa FTP mengurangi tingkat kecemasan melalui sumber daya untuk beradaptasi, yang mengurangi kesulitan dalam pengambilan keputusan karir (Jia, Hou, Zhang, & Xiao, 2020). Penelitian lain telah mengeksplorasi peran mediasi FTP dalam pengambilan keputusan karir (Ginevra, Pallini, Vecchio, Nota, & Soresi, 2016; Park, Gu, & Hai, 2020), salah satu temuannya adalah FTP memediasi hubungan antara emosi dan keragu-raguan karir di kalangan mahasiswa (Park et al., 2020). Temuan lainnya menemukan bahwa orientasi masa depan memediasi hubungan antara kemampuan beradaptasi dengan karier dan kemantapan (Ginevra et al., 2016). in Secara khusus, ketika masa depan tidak pasti dan jalur karier tidak ditentukan, mungkin sulit bagi siswa dengan sikap positif yang lemah terhadap masa depan untuk mengatasi rintangan (Ginevra et al., 2016).
Data dan Metodologi Penelitian
Grafik 1. Jumlah Responden Berdasarkan Persebaran Rumpun
Dalam penelitian kali ini, peneliti membagi responden berdasarkan 3 rumpun yang tersebar dari UI dan Unpad. Data yang digunakan meliputi 334 responden yang terdiri dari 139 pria dan 195 perempuan. Penelitian dilakukan dengan menyebarluaskan kuesioner daring kepada mahasiswa/i aktif Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran angkatan 2020–2022. Berdasarkan universitas, 179 responden merupakan mahasiswa Universitas Indonesia dan 155 sisanya merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran. Lalu, berdasarkan rumpun, responden terbagi menjadi tiga rumpun, yaitu Rumpun Ilmu Kesehatan (50 responden), Rumpun Ilmu Sosial Humaniora (155 responden), dan Rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (129 responden).
Grafik 2. Jumlah Responden berdasarkan angkatan
Berdasarkan angkatan, mayoritas responden merupakan mahasiswa angkatan 2022 dan 2021. Terdapat 132 responden angkatan 2021 di mana 67 diantaranya merupakan mahasiswa Unpad dan 65 merupakan mahasiswa UI. Lalu, juga terdapat 67 responden mahasiswa angkatan 2020 yang terdiri dari 36 mahasiswa UI dan 31 mahasiswa Unpad.
Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan one-way ANOVA untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat employability anxiety terhadap faktor-faktor demografi, seperti jurusan, angkatan, rumpun, dan universitas. Selanjutnya, peneliti menggunakan Mediation Analysis/SEM untuk memahami hubungan bagaimana employability anxiety mempengaruhi tingkat psychological distress, dan life satisfaction mahasiswa UI dan Unpad. Untuk melihat apakah social support memediasi hubungan antar variabel yang diketahui, kami menjelajahi mekanisme di mana satu variabel mempengaruhi variabel lain melalui variabel mediator.
Analisis I
Dalam studi ini, peneliti menggunakan one-way ANOVA untuk melihat apakah terjadi perbedaan signifikan dalam employability anxiety (EA) antar universitas, rumpun, jenis kelamin, dan asal daerah. ANOVA merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan mean suatu variabel antar kategori dengan memperhitungkan variasi dari variabel tersebut. Berdasarkan hasil uji ANOVA, kami tidak menemukan bahwa terdapat perbedaan EA yang signifikan antara UI dan Unpad. Namun, ketika membandingkan semua sampel berdasarkan rumpun, kami menemukan bahwa rumpun soshum memiliki EA yang lebih besar dibandingkan dengan rumpun mipa. Lebih lanjut, ketika membandingkan rumpun secara spesifik dalam universitas, kami menemukan bahwa rumpun soshum secara signifikan memiliki EA yang lebih besar dibandingkan rumpun mipa di Unpad sedangkan hasil untuk UI tidak signifikan. Selanjutnya, kami membandingkan EA antara jenis kelamin. Kami menemukan bahwa perempuan secara signifikan memiliki tingkat EA yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ketika dibagi berdasarkan universitas, kami menemukan bahwa perempuan di Universitas Indonesia secara signifikan memiliki tingkat EA lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hasil perbandingan EA antar jenis kelamin di Unpad tidak ditemukan signifikan. Terakhir, kami membandingkan EA antara mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek dan Non-Jabodetabek tetapi tidak menemukan perbedaan EA yang signifikan.
Selanjutnya, peneliti menggunakan one-way ANOVA untuk melihat apakah terjadi perbedaan signifikan dalam tingkat academic stress (AC) antar universitas, rumpun, jenis kelamin, dan asal daerah. Berdasarkan hasil uji test, kami tidak menemukan bahwa terdapat perbedaan AC yang signifikan antara UI dan Unpad. Namun, ketika kita membandingkan sampel berdasarkan rumpun, kami menemukan memiliki pengaruh terhadap tingkat stress akademik seseorang. Anak kesehatan di UI-Unpad jauh lebih stress dalam hal akademik dibandingkan anak soshum di UI-Unpad sebesar 0.347918. Lebih lanjut, ketika membandingkan rumpun secara spesifik dalam universitas, kami menemukan bahwa secara signifikan mahasiswa rumpun kesehatan di Unpad jauh lebih stress dalam hal akademik (AC) dibandingkan mahasiswa rumpun soshum di Unpad sebesar 0.415368 sedangkan hasil untuk UI secara signifikan mahasiswa MIPA di UI jauh lebih stress dalam hal akademik (AC) dibandingkan mahasiswa soshum di UI sebesar 0.0293641. Kami menemukan bahwa perempuan secara signifikan memiliki tingkat AC yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ketika dibagi berdasarkan universitas, kami menemukan bahwa perempuan di Universitas Padjajaran secara signifikan memiliki tingkat AC lebih tinggi dibandingkan laki-laki sedangkan hasil UI tidak signifikan. Terakhir, kami membandingkan AC antara mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek dan Non-Jabodetabek tetapi tidak menemukan perbedaan EA yang signifikan.
Analisis II: Pengaruh dari Employability Anxiety
RQ : 1 (EA > PSS > PD)
Analisis mediasi dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya peran mediasi dari Perceived Social Support (PSS) pada hubungan antara variabel Employability Anxiety (EA) — yang merupakan rata-rata dari indikator kualitas instruktur, desain kursus, dan harapan mahasiswa — terhadap Psychological Distress (PD). Hasil pada analisis dua menunjukkan adanya total effect dari EA terhadap PD yang signifikan secara statistik pada level signifikansi sebesar 1% (ꞵ = 0.4551518, p < 0.000). Dengan memasukkan variabel mediasi yakni PSS, direct effect dari variabel EA terhadap PD tetap signifikan secara statistik pada level signifikansi 5% (ꞵ = 0.3890604, t = 5.71, p = 0.000). Terakhir, hasil menunjukkan bahwa indirect effect dari EA terhadap PD melalui PSS tetap signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% maupun 10% (ꞵ = -0.2618454, t = -4.12, p = 0.000).
Total effect dan direct effect yang signifikan secara statistik serta indirect effect yang tidak signifikan secara statistik menunjukkan bahwa terdapat efek mediasi dari Perceived Social Support mahasiswa antara hubungan mahasiswa terhadap tingkat kecemasan akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus (EA) terhadap penderitaan emosional mahasiswa (PD). Dengan kata lain, tingkat kecemasan terhadap pekerjaan setelah lulus tidak dapat mempengaruhi Psychological Distress berapapun tingkat kepuasan PSS mahasiswa.
RQ : 2 (EA > PSS > LS)
Analisis mediasi dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya peran mediasi dari Perceived Social Support (PSS) pada hubungan antara variabel Employability Anxiety (EA) — yang merupakan rata-rata dari indikator kualitas instruktur, desain kursus, dan harapan mahasiswa — terhadap Life Satisfaction (LS). Hasil pada analisis dua menunjukkan adanya total effect dari EA terhadap LS yang signifikan secara statistik pada level signifikansi sebesar 1% (ꞵ = -0.2918915, p < 0.000). Dengan memasukkan variabel mediasi yakni PSS, direct effect dari variabel EA terhadap LS tetap signifikan secara statistik pada level signifikansi 5% (ꞵ = -0.1766532, t = -3.24, p = 0.000). Terakhir, hasil menunjukkan bahwa indirect effect dari EA terhadap LS melalui PSS tetap signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% maupun 10% (ꞵ = 0.456559, t = 8.98, p = 0.000).
Total effect dan direct effect yang signifikan secara statistik serta indirect effect yang tidak signifikan secara statistik menunjukkan bahwa terdapat efek mediasi dari Perceived Social Support mahasiswa antara hubungan mahasiswa terhadap tingkat kecemasan akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus (EA) terhadap kepuasan mahasiswa mengenai apa yang telah didapatkan (LS). Dengan kata lain, tingkat kecemasan terhadap pekerjaan setelah lulus tidak dapat mempengaruhi life satisfaction berapapun tingkat kepuasan PSS mahasiswa.
Analisis III: Penyebab dari Employability Anxiety
Dampak Academic Stress terhadap Employability Anxiety dengan IPK sebagai Mediator
Analisis mediasi dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya peran mediasi dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada hubungan antara variabel Academic Stress (AC) — yang mengacu pada bentuk stres yang dialami oleh mahasiswa sebagai hasil dari tekanan dan tuntutan akademik yang dihadapi selama masa studi di perguruan tinggi — terhadap variabel Employability Expectation (EA) yakni tingkat kecemasan atau kekhawatiran yang dialami oleh mahasiswa terkait kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Hasil pada analisis dua menunjukkan adanya total effect dari AC terhadap EA yang signifikan secara statistik pada level signifikansi sebesar 5% (ꞵ = 0.366, p < 0.000). Dengan memasukkan variabel mediasi yakni IPK, direct effect dari variabel AC terhadap EA tetap signifikan secara statistik pada level signifikansi 1% (ꞵ = 0.413, z = 7.4, p = 0.000). Terakhir, hasil menunjukkan bahwa indirect effect dari AC terhadap EA melalui IPK signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 1% (ꞵ = 0.445, z = 3.4, p = 0.001).
Total effect dan direct effect yang signifikan secara statistik serta indirect effect yang signifikan secara statistik menunjukkan bahwa ada efek mediasi partial dari IPK dalam hubungan antara stress dan tekanan akademik (AC) mahasiswa terhadap tingkat kecemasan akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus (EA). Dengan kata lain, tingkat kecemasan akademis tidak dapat mempengaruhi employability anxiety mahasiswa berapapun nilai IPK mereka.
Dampak Career Adaptability terhadap Employability Anxiety dengan Future Time Perspective sebagai Mediator
Analisis mediasi dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya peran mediasi dari Future Time Perspective (FTP) — pandangan positif individu terhadap masa depan mereka dalam hubungan antara variabel Career Adaptability (CA) — kemampuan individu beradaptasi dan menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaan terhadap variabel Employability Expectation (EA) yakni tingkat kecemasan atau kekhawatiran yang dialami oleh mahasiswa terkait kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Hasil pada analisis dua menunjukkan adanya total effect dari CA terhadap EA yang signifikan secara statistik pada level signifikansi sebesar 5% (ꞵ = 0.399 p < 0.000). Dengan memasukkan variabel mediasi yakni FTP, direct effect dari variabel CA terhadap EA tetap signifikan secara statistik pada level signifikansi 1% (ꞵ = -0.21, z = 2.7, p = 0.001). Terakhir, hasil menunjukkan bahwa indirect effect dari AC terhadap EA melalui FTP signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 1% (ꞵ = -0.34, z = 4.8, p = 0.000).
Total effect dan direct effect yang signifikan secara statistik serta indirect effect yang signifikan secara statistik menunjukkan bahwa ada efek mediasi partial dari FTP dalam hubungan antara kemampuan mahasiswa beradaptasi dalam pekerjaan (AC) terhadap tingkat kecemasan akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus (EA). Dengan kata lain, kemampuan adaptasi dalam bekerja tidak dapat mempengaruhi employability anxiety mahasiswa berapapun tingkat persepsi mereka tentang masa depan.
Kesimpulan
Menitik balik pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan, fenomena kecemasan mahasiswa terhadap pekerjaan merupakan hal yang nyata terjadi pada mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan yang dijalankan. Pada penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis pengaruh employability anxiety terhadap tingkat psychological distress dan life satisfaction pada mahasiswa Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran. Tak hanya itu, kami juga mengaitkan dampak academic stress dan career adaptability terhadap employability anxiety yang dirasakan oleh para mahasiswa.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa Perceived Social Support (PSS) mahasiswa terbukti memiliki efek mediasi dalam hubungan antara hubungan mahasiswa terhadap kecemasan mahasiswa terhadap pekerjaan (EA) dan kepuasan mahasiswa (LS) terhadap apa yang mereka dapatkan. Ini berarti bahwa faktor seperti kualitas instruktur, desain kursus, dan harapan mahasiswa tidak berpengaruh signifikan pada kepuasan mahasiswa jika tidak melalui PSS. Kedua, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) juga memainkan peran penting dalam mengurangi kecemasan terkait EA dengan berperan sebagai mediator dalam hubungan antara academic stress (AC) mahasiswa terhadap EA. Hasil ini menyoroti pentingnya dukungan sosial dan prestasi akademik dalam mengelola kecemasan terkait pekerjaan setelah lulus. Terakhir, faktor future time perspective (FTP) juga memiliki efek mediasi dalam hubungan antara kemampuan beradaptasi mahasiswa dalam pekerjaan (CA) dengan tingkat kecemasan EA. Kemampuan beradaptasi di tempat kerja terbukti krusial dalam mengurangi kecemasan mahasiswa terhadap pekerjaan.
Referensi
Aristovnik, A., Kerzic, D., Ravselj, D., Tomazevic, N., & Umek, L. (2020). Impacts of the Covid-19 pandemic on life of higher education students: A global perspective.
Sustainability, 12, 8438.
https://doi.org/10.3390/su12208438
Arslan, N. (2017). Investigating the relationship between educational stress and emotional self-efficacy. Universal Journal of Educational Research, 5(10), 1736–1740. https://eric.ed.gov/?id=EJ1155536
Awang, M. M., Kutty, F. M., & Ahmad, A. R. (2014). Perceived social support and well-being: first-year student experience in university. International Education Studies, 7(13), 261–270. https://eric.ed.gov/?id=EJ1071180
Betts, M. (2013). “Future time perspective: Examination of multiple conceptualizations and work-related correlates”. Georgia Institute of Technology. Thesis.
Bourland, S. L., Stanley, M. A., Snyder, A. G., Novy, D. M., Beck, J. G., Averill, P. M., & Swann, A. C. (2000). Quality of Life in Older Adults with Generalized Anxiety Disorder. Aging and Mental Health, 4, 315–323. https://doi.org/10.1080/713649960
Burris, J. L., Brechting, E. H., Salsman, J., & Carlson, C. R. (2009). Factors associated with the psychological well-being and distress of university students. Journal of American college health, 57(5), 536–544. https://doi.org/10.3200/JACH.57.5.536-544
Chan, D. W. (2006). Emotional intelligence, social coping, and psychological distress among Chinese gifted students in Hong Kong. High Ability Studies, 16(2), 163–178. https://doi.org/10.1080/13598130600617589
Chen, L., and Zeng, S. Y. (2021). The relationship between intolerance of uncertainty and employment anxiety of graduates during COVID-19: the Zhao 10.3389/fpsyg.2023.1141472 Frontiers in Psychology 08 frontiersin.org moderating role of career planning. Front. Psychol. 12:694785. doi: 10.3389/ fpsyg.2021.694785
Chow, H. P. H. (2005). Life Satisfaction among University Students in a Canadian Prairie City: A Multivariate Analysis. Social Indicators Research, 70, 139–150. https://doi.org/10.1007/s11205-004-7526-0
Civitci, A. (2015). The moderating role of positive and negative affect on the relationship between perceived social support and stress in college students. Educational Sciences: Theory and Practice, 15(3), 565–573. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1067456.pdf
Creed, P. A., Hood, M., Praskova, A., & Makransky, G. (2016). The career distress scale. Journal of Career Assessment, 24(4), 732–746. https://doi.org/10.1177/1069072715616126
Daniels, L. M., Stewart, T. L., Stupnisky, R. H., Perry, R. P., & LoVerso, T. (2011). Relieving career anxiety and indecision: The role of undergraduate students’ perceived control and faculty affiliations. Social Psychology of Education, 14(3), 409–426. https://doi.org/10.1007/s11218-010-9151-x
Darling, C. A., McWey, L. M., Howard, S. N., & Olmstead, S. B. (2007). College Student Stress: The Influence of Interpersonal Relationships on Sense of Coherence. Stress and Health, 23, 215–229. https://doi.org/10.1002/smi.1139
Delara, M., & Woodgate, R. L. (2015). Psychological distress and its correlates among university students: a cross-sectional study. Journal of pediatric and adolescent gynecology, 28(4), 240- 244. https://doi.org/10.1016/j.jpag.2014.08.012
Extremera, N., Durán, A., & Rey, L. (2009) The Moderating Effect of Trait Meta-Mood and Perceived Stress on Life Satisfaction. Personality & Individual Differences, 47, 116–121. https://doi.org/10.1016/j.paid.2009.02.007
Gadassi, R., Gati, I., & Wagman-Rolnick, H. (2013). The adaptability of career decision-making profiles: Associations with self-efficacy, emotional difficulties, and decision status. Journal of Career Development, 40(6), 490–507. https://doi.org/10.1177/0894845312470027
Ginevra, M. C., Pallini, S., Vecchio, G. M., Nota, L., & Soresi, S. (2016). Future orientation and attitudes mediate career adaptability and decidedness. Journal of Vocational Behavior, 95–96, 102–110. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.08.003
Grey, I., Arora, T., Thomas, J., Saneh, A., Tohme, P., & Abi-Habib, R. (2020). The role of perceived social support on depression and sleep during the COVID-19 pandemic. Psychiatry Research, 293, 113452. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113452
Headey, B. W., Kelley, J., & Wearing, A. J. (1993). Dimensions of Mental Health: Life Satisfaction, Positive Affect, Anxiety, and Depression. Social Indicators Research, 29, 63–72. https://doi.org/10.1007/BF01136197
Helgeson, V. S. (2003). Social support and quality of life. Quality of life research, 12(1), 25–31. https://doi.org/10.1023/A:1023509117524
Honkalampi, K., Saarinen, P., Hintikka, J., Virtanen, V., & Viinamaeki, H. (1999). Factors Associated with Alexithymia in Patients Suffering from Depression. Psychotherapy & Psychosomatics, 68, 270–275. https://doi.org/10.1159/000012343
Jeong, M. H. (2019). Relationships among self-esteem, major satisfaction, employment anxiety and employment preparation behavior of university students majoring in airline service. Kor. J. Tour. Res. 34, 179–200. doi: 10.21719/ijtms.34.2.9
Jia, Y., Hou, Z.-J., Zhang, H., & Xiao, Y. (2020). Future time perspective, career adaptability, anxiety, and career decision-making difficulty: Exploring mediations and moderations. Journal of Career Development, 1–15. https://doi.org/10.1177/0894845320941922
Joo, Y. S. (2019). “Will I find a job when I graduate?”: employment anxiety, selfcompassion, and life satisfaction among south Korean college students. Int. J. Educ. Vocat. Guid. 19, 239–256. doi: 10.1007/s10775–018–9378–1
Jordan, E. J., Vogt, C. A., & DeShon, R. P. (2015). A stress and coping framework for understanding resident responses to tourism development. Tourism Management, 48, 500–512. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.01.002
Kaurani, P., Batra, K., & Rathore-Hooja, H. (2020). Psychological impact of COVID-19 lockdown (phase 2) among Indian general population: A cross-sectional analysis. International Journal of Scientific Research, 9, 51–56. https://doi.org/10.36106/ijsr/2439876
Lee, J., Kim, E., and Wachholtz, A. (2016). The effect of perceived
stress on life satisfaction: The mediating effect of self-efficacy. Ch’ongsonyonhak Yongu 23, 29–47. https://doi.org/10.21509/KJYS.2016.10.23.10.29
Lin, Y. S., Huang, W. S., Yang, C. T., & Chiang, M. J. (2014). Work–leisure conflict and its associations with well-being: The roles of social support, leisure participation and job burnout. Tourism Management, 45, 244–252. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.04.004
Mahmud, S., Rahman, M., Hasan, M., & Islam, A. (2021). Does ‘COVID-19 phobia’ stimulate career anxiety?: Experience from a developing country. Heliyon, 7(3), Article e06346. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e06346
Newman, J. L., Gray, E. A., & Fuqua, D. R. (1999). The relation of career indecision to personality dimensions of the California Psychological Inventory. Journal of Vocational Behavior, 54(1), 174–187
Park, I.-J., Rie, J., Kim, H. S., & Park, J. (2018). Effects of a future time perspective–based career intervention on career decisions. Journal of Career Development, 47(1), 96–110. https://doi.org/10.1177/0894845318781043
Pisarik, C. T., Rowell, P. C., & Thompson, L. K. (2017). A phenomenological study of career anxiety among college students. The Career Development Quarterly, 65(4), 339–352. https://doi.org/10.1006/jvbe.1998.1656
Randall, A. K., and Bodenmann, G. (2009). The role of stress on close relationships and marital satisfaction. Clin. Psychol. Review, 29, 105–115. doi: 10.1016/ j.cpr.2008.10.004. https://doi.org/10.1016/j.cpr.2008.10.004
Reznik, A., Gritsenko, V., Konstantinov, V., Khamenka, N., & Isralowitz, R. (2020). COVID-19 fear in Eastern Europe: Validation of the fear of COVID-19 scale. International Journal of Mental Health and Addiction, 1–6. https://doi.org/10.1007/s11469-020-00283-3
Richardson, S. (2009). Undergraduates’ perceptions of tourism and hospitality as a career choice. International Journal of Hospitality Management, 28(3), 382–388. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2008.10.006
Rudolph, C. W., Lavigne, K. N., & Zacher, H. (2017). Career adaptability: A meta-analysis of relationships with measures of adaptivity, adapting responses, and adaptation results. Journal of Vocational Behavior, 98, 17–34. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.09.002
Shahmohammadi, N. (2011). Students’ coping with Stress at high school level particularly at 11th & 12th grade. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 30, 395–401. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.078
Sharp, J., & Theiler, S. (2018). A review of psychological distress among university students: Pervasiveness, implications and potential points of intervention. International Journal for the Advancement of Counselling, 40(3), 193–212. https://doi.org/10.1007/s10447-018-9321-7
Sou, E. K. L., Yuen, M., & Chen, G. (2021). Development and validation of a Chinese five-factor short form of the career adapt-abilities scale. Journal of Career Assessment, 29(1), 129–147. https://doi.org/10.1177/1069072720935151
Stallman, H. M. (2010). Psychological distress in university students: A comparison with general population data. Australian Psychologist, 45(4), 249–257. https://doi.org/10.1080/00050067.2010.482109
Super, D. E., Thompson, A. S., & Lindeman, R. H. (1988a). Adult career concerns inventory: Manual for research and exploratory use in counseling. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press.
Super, D. E., Thompson, A. S., Lindeman, R. H., Jordaan, J. P., & Myers, R. A. (1988b). Manual for the adult career concerns inventory and the career development inventory. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press.
Unguren, E., & Huseyinli, T. (2020). The moderating effect of student club membership on the relationship between career intention in the tourism sector and postgraduate employability anxiety. Journal of Hospitality, Leisure, Sports and Tourism Education, 27, 100265. https://doi.org/10.1016/j.jhlste.2020.100265
Verges, P., Combes, J. B., Kovess-Masfety, V., Choquet, M., Guagliardo, V., Rouillon, F., & PerettiWattel, P. (2009). Psychological distress in first year university students: socioeconomic and academic stressors, mastery and social support in young men and women. Social psychiatry and psychiatric epidemiology, 44(8), 643–650. https://doi.org/10.1007/s00127-008-0486-y
Vidon, E. S., & Rickly, J. M. (2018). Alienation and anxiety in tourism motivation. Annals of Tourism Research, 69, 65–75. https://doi.org/10.1016/j.annals.2018.02.001
Volken, T., Zysset, A., Amendola, S., Klein Swormink, A., Huber, M., von Wyl, A., & Dratva, J. (2021). Depressive symptoms in Swiss university students during the COVID-19 pandemic and its Correlates. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(4), 1458. https://doi.org/10.3390/ijerph18041458
Unguren, E., & Huseyinli, T. (2020). The moderating effect of student club membership on the relationship between career intention in the tourism sector and post-graduate employability anxiety. Journal of Hospitality, Leisure, Sport & Tourism Education, 27, 100265. https://doi.org/10.1016/j.jhlste.2020.100265
Üngüren, E., & Kaçmaz , Y. Y. (2022). Does COVID-19 Pandemic Trigger Career Anxiety in Tourism Students? Exploring the Role of Psychological Resilience.
Wathelet, M., Duhem, S., Vaiva, G., Baubet, T.,
Habran, E., Veerapa, E., Debien, C., Molenda,
S., Horn, M., Grandgen`evre, P., Notredame, C.
E., & D’Hondt, F. (2020). Factors associated with
mental health disorders among university students
in France Confined during the COVID-19
pandemic. JAMA Network Open, 3(10)
https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.25591
Zhou, X., Zhu, H., Zhang, B., & Cai, T. (2013). Perceived social support as moderator of perfectionism, depression, and anxiety in college students. Social Behavior and Personality: an international journal, 41(7), 1141–1152. https://doi.org/10.2224/sbp.2013.41.7.1141
Zhao, A. (2023). The impact of career expectation on employment anxiety of art students in higher vocational colleges during the COVID-19. A chain mediating role of social support and Psychological Capital. Frontiers in Psychology, 14. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1141472